Kehidupan bertetangga dengan sesama manusia, terlepas dari perbedaan agama, adalah panggilan yang diinginkan oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Qur’an (Al-Hujurat, 49:13): ‘Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.'”Berteman dan bertetangga dengan non muslim beda suku, beda ras adalah satu tantangan untuk dapat mengamalkan ayat ini dengan baik. Hal ini juga menjadi peluang untuk mempererat hubungan dan menciptakan kedamaian di antara umat manusia. Dalam Islam, tetangga tidak hanya mencakup orang orang yang seiman dengan kita , tetapi juga termasuk tetangga yang berbeda keyakinan.
Bertetangga dengan non muslim yang berketurunan China adalah satu tantangan. Saya yang dari kecil dididik dengan ajaran Islam yang kuat dan sekolah agama membuat saya harus banyak belajar. Bertoleransi yang selama ini saya pelajari di bangku sekolah harus saya aplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Bertetangga dengan non muslim harus diawali dengan saling menghormati, komunikasi, dan membantu dalam hal kemanusiaan. Selama ini yang saya pahami dan dengar bahwa orang non muslim China suka dengan makanan yang berasal dari babi, sehingga saya sangat membatasi dalam saling berbagi makanan. Saya sangat berhati hati ketika berbicara makanan dengan tetangga yang ini, sebelum kami melakukan komunikasi tentang ajaran yang kami anut. Komunikasi kami yang dilakukan tiap hari membuat saya menjadi menahu tentang agama yang dianut oleh tetangga, dan saya menjadi paham tentang ajaran agama yang dianut.
Berkomunikasi dengan tetangga non muslim China untuk mencari persamaan. Komunikasi ini dilakukan untuk memperkecil permasalahan karena banyaknya perbedaan diantara kami. Kami hanya ingin hidup berdampingan dengan damai, sehingga kami tidak mempermasalahkan perbedaan. Biarkan agama kami berbeda tetapi kami saling menghormati. Komunikasi membuat saya paham bahwa dalam agama lain juga ada beberapa aliran yang pemahamannya lain. Aliran agama tetangga saya ini ternyata tidak diperbolehkan memakan daging babi dan keturunannya. Hasil dari komunikasi dan pengamatan serta penelitian saya , saya putuskan kalau saya berani makan masakan mereka. Mereka mempunyai usaha di bidang kuliner yaitu membuat makanan dan susu kedelai. Dari komunikasi juga, saya katakan bahwa saya tidak dapat mengucapkan tentang hari natal. Mereka dapat memahami bahwa prinsip dan keyakinan orang muslim juga berbeda beda. Saya dengan mereka tetap saling menghormati, hidup damai berdampingan saling tolong menolong dalam bidang kemanusiaan.
Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB)
Pengenalan Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) melalui webinar nasional. Acara ini dilaksanakan pada Pada tanggal 28 Maret sampai dengan tanggal 01 April 2022, diselenggarakan oleh Institut Leimena dan Maarif Institut. Pelatihan ini dalam rangka program Peningkatan Kapasitas Guru Madrasah/Pesantren/ISMUBA dalam Literasi keagamaan Lintas Budaya. Saya merupakan perwakilan guru ISMUBA kabupaten Purworejo. Webinar saya ikuti dengan baik dan menyimak satu persatu nara sumber. Pengisi materi dari berbagai profesi lintas agama dan lintas budaya baik dalam negeri maupun luar negeri. Saya termasuk LKLB Angkatan 15 pada tahun 2022. Setelah mengikuti webinar saya menjadi paham tentang LKLB agama dan budaya lain.
LKLB merupakan hal baru dalam pemikiran saya. Saya yang dari kecil berada dalam lingkungan dengan satu agama dan satu suku tidak pernah merasakan tentang perbedaan. Beragama Islam dengan adat Jawa yang sama sehingga di lingkungan tidak pernah ada yang membuat konflik antar agama suku dan ras. Hal ini dilanjutkan dengan lingkungan Pendidikan saya yang masih dalam satu agama dan satu suku yaitu agama Islam dan suku Jawa. Pendidikan Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) masih berada dalam satu agama dan suku yang sama. Ketika saya menempuh Pendidikan perguruan tinggi di Yogyakarta saya baru merasakan lintas budaya. Lintas agama belum saya rasakan karena saya kuliah di perguruan yang berbasis Islam yang seratus persen mahasiswanya adalah muslim. Di sini saya belum banyak merasakan perbedaan karena masih satu lingkup yaitu agama Islam. Mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah memberikan saya cerita dan pemahaman bahwa mereka berbeda dengan saya selama ini, dan inilah yang membuat saya pertama mengenal lintas budaya. Teman saya berasal dari banyak daerah dan suku, seperti: Sunda, Palembang serta banyak suku lainnya. Dari teman-teman inilah saya mulai menahu tentang keanekaragaman, seperti adat istiadat yang dapat melahirkan budaya, juga bagaimana adat yang ada di suku Batak, Minang serta Lombok. Dari cerita pertemanan ini membuat saya banyak belajar dan menambah wawasan tentang keberagaman budaya Indonesia.
LKLB dalam aplikasi kehidupan membuat hidup damai. Sebelum saya belajat tentang LKLB saya sudah terbiasa untuk saling menghormati dengan tetangga walaupun satu agama dan satu suku. Setelah selesai belajar LKLB saya lebih paham bahwa dulu ketika saya mempunyai tetangga non muslim dari berbagai suku dan ras ternyata LKLB sudah saya aplikasikan dalam kehidupan. Mempunyai tetangga yang berbeda agama, suku dan ras membuat saya belajar praktik ilmu tasamuh yang selama ini saya pelajari. Tasamuh atau toleransi sangat di ajarkan dalam agama Islam. Waktu itu motivasi saya hanya ingin hidup berdampingan dengan damai tanpa mempermasalahkan perbedaan. Hidup rukun saling menghormati, mengasihi dan tolong menolong dalam kebaikan. Toleransi diajarkan dalam Islam tetapi jangan membuat kita kebablasan, seperti yang pernah kita dengar ada bacaan sholawat di gereja dan ada juga paduan suara bernyanyi di dalam masjid. Toleransi bukan berarti kita sebebas-bebasnya berhubungan dengan agama lain tetapi semua ada aturannya. Di dalam Islam mengucapkan hari raya agama lain itu dilarang, sehingga kita yang beragama Islam tetap tidak boleh melanggar dengan alasan apapun juga. Saling menghormati dengan batas agama yang diperbolehkan.
Berbuat baik kepada tetangga ada tingkatannya, baik seiman maupun tidak seiman. Tetangga mempunyai hak yang harus kita hormati dan kita hargai. Semakin besar haknya, semakin besar tuntutan agama terhadap kita untuk berbuat baik kepadanya. Terhadap tetangga kita yang non-muslim, mereka tetap memiliki satu hak yaitu hak tetangga. Jangan sampai kita melanggar hak bertetangga dan membuat kita berbuat zalim dan dosa. Kita sebagai muslim, kita dituntut juga untuk berbuat baik pada tetangga non-muslim sebatas memenuhi haknya sebagai tetangga tanpa menunjukkan loyalitas kepadanya, agamanya dan kekufuran yang mereka anut. Semoga dengan akhlak mulia yang kita tunjukkan tersebut menjadi jalan hidayah baginya untuk memeluk Islam.
Mantap, mantap, mantap
Terima kasih supportnya Prof.
Terima kasih Bu Sayidah cerita tentang toleransi bertetangga dengan non muslim, kalau saya sering mengajar murid non muslim di kelas yang mayoritas muslim.
Terima kasih Amak sudah berkenan mampir.
Beberapa program pemerintah (kemenag) yang merujuk pada kehidupan bersama yang harmonis,. seperti LKLB.
Hanya saja, sikap toleransi sering diidentikkan dengan serba boleh.. Di sinilah, kekuatan pengetahuan dan pemahaman agama menjadi sangat dibutuhkan.
Betul sekali Pak Abu sering terjadi salah kaprah di dalam masyarakat. Terima kasih Pak Abu sudah berkenan mampir.
Keren Bu Sayidah
Terima kasih Bu Silvi
Tulisan yang unik dan menarik saling menghargai perbedaan agama. Terima kasih Mbak Sayidah telah berbagi cerita.
Sama sama Bu Umi, terima kasih kembali
Wah ini keren, baru menahu ada aplikasi LKLB
Sukses Bunda Sayidah
Aamiin , terima kasih Bu Izzuki supportnya
Terimakasih bu Sayyidah telah memberikan pengalaman berharga kepada kami bagaimana cara bertoleransi beragama dengan tetangga. Semoga ivu dan keluarga sehat selalu. Aamiinn
Terimakasih bu Sayyidah telah memberikan pengalaman berharga kepada kami bagaimana cara bertoleransi beragama dengan tetangga. Semoga ibu dan keluarga sehat selalu. Aamiinn
Aamiin. Terima kasih Bu Mardina atas supportnya